بسم الله الرحمن الرحيم Para Tokoh-Tokoh 'Ulama Tasawwuf A. Para tokoh 'ulama tasawwuf silsilah jaringannya sampai kepada Nabi Muhmmad SAW. Lebih lengkapnya sebagai berikut:
1. K.H. Asytari
2. Imam Nawawi
3. Kyai 'Umar
4. Kyai 'Arabi
5. Kyai 'Ali
6. Kyai Jamad
7. Kyai Janta
8. Kyai Masbugil
9. Kyai Maskun
10. Kyai Masnun
11. Kyai Maswi
12. Kyai Tajul 'Arusy Kisenden Tanara
13. Sultan Maulana Hasanuddin Banten
14. Sultan Maulana Syarif Hidayatullah
15. Raja Amatuddin Abdullah
16. 'Ali Nuruddin
17. Maulana Jamaluddin Akbar Husain
18. Imam Sayyid Akhmad Akhbar Husain Mirbath
19. Sayyid 'Ali Khali' Qasim
20. Sayid 'Alwi
21. Imam 'Ubaidiillah
22. Imam Ahmad Muhajir Ilallahi
23. Imam 'Isa an-Naqib
24. Imam Muhmmad Naqib 25. Imam 'Ali Ardhi
26. Imam Ja’far Shadiq
27. Imam Muhammad al-Baqir
28. Imam 'Ali Zainal-'Abidin
29. Sayyidina Husain
30. Sayyidatuna Fathimah az-Zahra
31. Nabi Muhammad SAW. Seorang kiyai dari keturunannya sering dipercayai oleh masyarakat mendapat karamah dan berkah dari Allah. Karamah dan berkah ini merupakan hal penting bagi seorang kyai dan keturunan untuk mengembangkan dan melanjutkan kepemimpinan
pesantrennya. Dengan adanya
hal tersebut para kyai dan
keturunannya mendapat
legitimasi kuat untuk tetap
mempertahankan kedudukannya sebagai
pemimpin pesantren dan elit
sosial di masyarakatnya
dengan segala prestise sosial
yang dimilikinya.
B. Guru-Murid Perkembangan Islam di
Indonesia tidak lepas dari
terjalinannya ikatan jaringan
intelektual antara para 'ulama
di pusat-pusat intelektual
Islam, seperti Mekkah dan Madinah di Arab Saudi dan
Kairo Mesir, dengan para
muridnya di Nusantara.
Jaringan intelektual itu
sedemikian penting, sehingga
setiap ada gerakan keagamaan di pusat-pusat
Islam itu akan memiliki
pengaruh dalam kehidupan
keagamaan di Nusantara.
Demikian pula kejadian-
kejadian di Nusantara akan menjadi perhatian para 'ulama
atau syaikh-syaikh yang
tinggal di negeri-negeri Arab
tersebut.
Berikut ini contoh dari
jaringan intelektual seorang murid dengan para guru-
gurunya. Kyai Tb. Khodim,
putra K.H. Asnawi, yang telah
menjadi seorang mursyid dari
tarekat Qodariyah wa
Naqsabandiyah memiliki silsilah guru-guru tarekat
yang memang diakui oleh
kyai-kyai lain yang
seangkatan dengannya. Silsilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nabi Muhammad
SAW.
2. 'Ali bin Abi Thalib
3. Husein bin Fathimah az-Zahra
4. Imam Zainal 'Abidin
5. Syaikh Muhamad al-Baqir 6. Syaikh Ja'far Shadiq
7. Syaikh Musa al-Kazhim
8. Syaikh Abi Hasan Alif bin
Musa ar-Ridha
9. Syaikh Ma'ruf al-Karkhi
10. Syaikh Sirris-Saqati
11. Syaikh Abil-Qasim
Junaydyl-Baghdady
12. Syaikh Abu Bakar as-Shibli
13. Syaikh Abdul-Wahid at-Tamimi
14. Syaikh Abil-Faraj
at-Tartusi
15. Syaikh Abi Hasan al-Hiraki 16. Saikh Abi Sa'id Mubarak
al-Mahzumy
17. Syaikh Abdul-Qadir al-Jilani
18. Syaikh Abdul-'Aziz
19. Syaikh Muhammad al-Hattaki
20. Syaikh Syamsud-Din
21. Syaikh Syarafud-Din
22. Syaikh Zaynud-Din
23. Syaikh Nurud-Din
24. Syaikh Waliyud-Din
25. Syaikh 'Ishamud-Din
26. Syaikh Yahya
27. Syaikh Abi Bakr
28. Syaikh Abdur-Rahim
29. Syaikh 'Ustman
30. Syaikh Kamalud-Din
31. Syaikh Abdul-Fattah
32. Syaikh Murod
33. Syaikh Syamsud-Din
34. Syaikh Ahmad Khatib
Syambas
35. Syaikh 'Abdul-Karim Tanara
36. KH. Asnawi Caringin
37. KH. Ahmad Suhari
38. KH. Khodim C. Organisasi Massa Para kyai di Banten dalam
membangun jaringan
sosialnya tidak hanya terbatas
pada kekerabatan dan
intelektual tetapi juga pada
organisasi-organisasi sosial yang ada. Lembaga-lembaga
sosial keagamaan yang ada di
Banten adalah yang paling
banyak di pergunakan oleh
para kyai untuk membangun
jaringan sosialnya. Jaringan sosial tersebut berskala baik
nasional seperti Nahdatul
Ulama (NU) maupun lokal,
seperti Al-Khaeriyah,
Mathla'ul Anwar dan
Masyarikul Anwar. Para pendiri Al-Khairiyah,
Mathla'ul Anwar dan
Masyarikul Anwar nampak
dari awal tidak dimaksudkan
untuk membentuk suatu
organisasi sosial, tetapi lebih berorientasi kepada lembaga
pendidikan yang dipimpinnya
semata. Pada tulisan ini
akan dibahas salah satu dari
ketiga organisasi lokal di
daerah Banten, yakni Al- Khairiyah. Hal ini dikarenakan
ketiganya memiliki
karateristik yang hampir
sama. Maka, membahas salah
satunya dianggap akan
mewakili yang lain. Alumni dari pesantren ini,
selain menjadi guru agama
atau tokoh masyarakat, juga
banyak yang mendirikan
pesantren atau madrasah.
Lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan biasanya diberi
nama Al-Khaeriyah.
Pemberian nama yang sama
tersebut menyimbolkan
bahwa jalinan dengan
lembaga induk dan antar para santri yang pernah
mengenyam pendidikan di Al-
Khaeriyah tetap terjaga
dengan baik. Dari ikatan-
ikatan yang terjalin secara
emosional itu para alumninya mendirikan organisasi massa
dengan nama yang sama.
Para santri dari alumni
pesantren Al-Khaeriyah yang
mendirikan dan memimpin
pesantren di daerahnya masing-masing adalah:
1. KH. Amad dari Pulo
Merak-Serang
2. KH. 'Ali Jaya dari
Ciwandan-Cilegon
3. KH. Mohammad Nur dari Kramat Watu, Serang
4. KH. Muhamad dari
Bojonegara Serang
5. KH. Mohamad Zein dari
Kramat Watu Serang
6. KH. Mohamad Syadeli Kejayaan dari Kramat
Watu, Serang
7. KH. Isma'il dari Keragilan
Serang
8. KH. Karna dari
Sumurwatu, Kragilan-
Serang
9. Kyai Rosyidin dari Kubang
Benyawak, Pulo Merak-
Serang
10. Kyai 'Arifuddin dari
Citangkil, Cilegon
11. KH. Rafe'i dari Barugbug,
Ciomas, Padarincang, Serang
12. KH. Asy'ari dari
Kadulesung, Pandeglang.